Tuesday, December 6, 2011

Ozon Naik Pertanda Gempa

Beberapa binatang dilaporkan menunjukkan perilaku aneh beberapa saat menjelang terjadinya gempa. Anjing terus menyalak, burung berkumpul rapat dengan kawanannya, serta kodok menghilang dari kolamnya. Sebenarnya apa yang tertangkap indera mereka dan luput dari kemampuan indera manusia?

Pertanyaan itu mengantarkan sekelompok fisikawan University of Virginia di Amerika mulai menumbuk batu dan mengukur gas dalam laboratorium eksperimen yang dirancang untuk meniru gempa bumi dan melihat apa yang mungkin memicu binatang itu berlaku aneh.



Apa yang mereka temukan sangat mengejutkan. Batuan yang mereka gerus ternyata menghasilkan gas ozon pada level 100 kali lipat lebih tinggi daripada kabut asap yang menyelimuti kota Los Angeles.

“Bahkan pecahan batuan terkecil pun menghasilkan ozon,” kata Catherine Dukes, anggota tim peneliti. “Pertanyaan selanjutnya, apakah gas itu juga terdeteksi di lingkungan?”

Jika jawabannya “benar,” sinyal ozon yang dilihat oleh Dukes dan timnya mungkin dapat digunakan untuk memberi peringatan dini dalam mengantisipasi gempa yang akan terjadi.

Tim Dukes menguji sejumlah tipe batuan metamorf dan batuan beku di laboratorium, termasuk basalt, granit, gneiss dan rhyolite. Beragam jenis batuan tersebut menyusun 95 persen kerak bumi.

Batuan yang digerus menghasilkan ozon pada level antara 100 ppb hingga 10 ppm. Kandungan ozone dalam batu itu lebih tinggi ketimbang kadar gas itu di sekitarnya, yang dapat bervariasi mulai dari 40 ppb di daerah pinggiran sampai lebih dari 100 ppb di pusat kota.

Bagaimana batuan itu memproduksi ozon masih belum jelas, namun tampaknya disebabkan perbedaan muatan listrik antara permukaan batu rekahan. Elektron dari permukaan batu bermuatan memecah molekul oksigen di udara, yang berkumpul kembali membentuk ozon di permukaan tanah.

“Mirip seperti sambaran kilat mini,” kata Dukes.

Bila studi tim University of Virginia mengukur kadar ozon di tanah, kelompok ilmuwan lain menemukan adanya peningkatan ozon di atmosfer ketika gempa besar. Setelah gempa Haiti pada 2010, Ramesh Singh, geofisikawan dari Chapman University, menggunakan satelit untuk mendeteksi peningkatan level ozon dalam beberapa hari pasca gempa.

Tak diketahui apakah ozon itu berasal dari rekahan batu, seperti hasil eksperimen University of Virginia, namun beragam observasi akan membantu ilmuwan mengungkap proses fisika fenomena itu.
“Apa yang mereka lihat pada skala kecil di laboratorium mungkin dapat menjelaskan pengukuran yang kami peroleh lewat satelit,” kata Singh, “namun seluruh bumi ini adalah sistem dari sistem yang sangat rumit.”

LIVESCIENCE | TJANDRA (Tempo Interaktif)

No comments:

Post a Comment