leonard seven - Sejumlah Panglima Angkatan Bersenjata negara anggota ASEAN berkumpul di Istana  Merdeka, Jakarta, Kamis (31/3) pagi, untuk menghadiri pertemuan  informal. Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pertemuan  para petinggi militer ASEAN itu tidak akan membahas sesuatu yang terkait  dengan operasi bersenjata. "Pertemuan panglima-panglima angkatan bersenjata ASEAN pagi ini  sebenarnya pertemuan informal," katanya sebelum mengikuti pertemuan  tersebut. Pertemuan informal itu, kata Purnomo, sekaligus menegaskan  komitmen Indonesia untuk tidak membentuk pakta militer di kawasan ASEAN. Purnomo menegaskan, kerja sama militer bukan hanya dalam bentuk  perang. "Kerja sama itu bisa untuk operasi militer selain perang," kata  Purnomo. Kerja sama selain perang itu, antara lain, penanggulangan  bencana, misi perdamaian, penanggulangan teror, dan pengamanan wilayah  maritim. ASEAN merupakan corner stone politik luar negeri RI karena mempunyai arti yang strategis menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan (promote peace and stability in the region). Secara eksternal ASEAN harus menjadi the driving seat dalam pengaturan keseimbangan regional
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan hadir dalam pertemuan informal panglima angkatan bersenjata se-ASEAN yang bertajuk ASEAN Chiefs of Defense Forces Informal Meeting (ACDFIN) itu. Pertemuan informal kedelapan itu juga akan diisi dengan acara santap pagi bersama. Pertemuan tertutup yang berlangsung sejak pukul 07.30 WIB itu akan diisi dengan sambutan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan sambutan perwakilan ASEAN Chief of Defense Forces, Royal Thai Armed Forces, General Songkitti Jaggabatara. Presiden Yudhoyono juga akan memberikan arahan dalam acara yang dihadiri 50 undangan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan hadir dalam pertemuan informal panglima angkatan bersenjata se-ASEAN yang bertajuk ASEAN Chiefs of Defense Forces Informal Meeting (ACDFIN) itu. Pertemuan informal kedelapan itu juga akan diisi dengan acara santap pagi bersama. Pertemuan tertutup yang berlangsung sejak pukul 07.30 WIB itu akan diisi dengan sambutan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan sambutan perwakilan ASEAN Chief of Defense Forces, Royal Thai Armed Forces, General Songkitti Jaggabatara. Presiden Yudhoyono juga akan memberikan arahan dalam acara yang dihadiri 50 undangan
Militer negara-negara ASEAN juga melakukan kerja sama intelijen untuk  pemberantasan teroris. Mereka akan melakukan pertukaran data analisis  intelijen.   Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengungkapkan kerja sama ini  meliputi pertukaran data analisa intelijen. "Kerja sama ini meliputi  negara-negara ASEAN untuk antisipasi kondisi keamanan ASEAN," ujarnya  dalam jumpa pers penutupan ACDFIM. Ia menyatakan kerjasama ini penting untuk deteksi dini atas aksi  terorisme di kawasan ASEAN. 10 negara yang mengikuti pertemuan ini  menyadari bahwa ancaman terorisme merupakan musuh bersama. Masing-masing  negara akan melakukan pertukaran atas data intelijen yang sudah  dianalisa. Sehingga detil informasi intelijen dapat memberikan arah  penanggulangan dini. "Analisa intelijen ini termasuk analisa terkait  informasi terorisme," lanjutnya. Pertemuan ACDFIM ke 8 sendiri menghasilkan beberapa kerjasama yakni meliputi penguatan forum kerja ASEAN pada 2013-2014, penguatan dalam hal bantuan kemanusiaan dan pemulihan bencana, pertukaran analisis intelijen untuk mengantisipasi aksi teror, penanggulangan isu-isu keamanan maritim
Kerjasama dalam penanggulangan bencana alam yang merupakan usulan Indonesia telah disahkan dengan Roadmap on the use of ASEAN Military Asset and Capacities. Disamping itu kegiatan terkait kerjasama masyarakat madani dengan institusi pertahanan dalam penanggulangan masalah keamanan non-tradisional yang digagas oleh Thailand.serta  ASEAN  selalu berupaya mempromosikan potensi ASEAN dalam kebutuhan alat-alat pertahanan mandiri.
Salah satu contoh kerjasama militer yang digelar dalam waktu dekat adalah Gelar Patroli Bersama Angkatan Laut Empat Negara ASEAN  Sebagaimana dilansir dalam berbagai informasi diketahui aksi perompakan kini mulai bergeser dari Selat Malaka ke wilayah Laut  China Selatan. Mengantisipasi itu, empat Angkatan Laut empat negara  ASEAN sepakat melakukan patroli bersama.Menurut Panglima, saat ini keamanan Selat Malaka cukup terjaga  setelah dikawal Angkatan Laut Indonesia, Singapura, Malaysia, dan  Thailand. Aksi perompakan yang terjadi di Selat Malaka semakin menurun.Selat Malaka saat ini dijaga empat negara dan hal itu bisa menurunkan  tingkat kejahatan di Malaka. Saat ini di Malaka sudah hampir zero accident,"  jelas Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.Namun, menurut Panglima TNI semakin ketatnya pengamanan di Selat  Malaka, aksi kejahatan pun berpindah ke Laut China Selatan sehingga  patroli laut bersama pun mulai diperluas. "Tapi kejahatan berubah, yang asalnya di Malaka sekarang ke Laut  China Selatan, seperti di Somalia kejahatan beralih ke laut yang lebih  luas. Kita harus mewaspadai jangan sampai kejahatan dari Malaka pindah  ke Laut China Selatan," kata Agus. Lebih lanjut Agus menjelaskan patroli laut bersama di Laut China  Selatan sangat dibutuhkan karena akan berpengaruh pada jalur lalu  lintas perdagangan laut. (leonard-seven)